Segenap pimpinan dan Anggota DPRD Kota cirebon bersama dengan Pemerintah daerah yang di hadiri oleh wakil walikota Cirebon Dra. Hj. Eti Herawati dan Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs. H. Asep Dedi, M.Si, serta Kepala Dinas beserta jajarannya berdiskusi bersama dalam sebuah forum bernama Coffe morning yang berlangsung di Ruang Adipura Kencana Balaikota Cirebon pada Rabu (6/2).
Dalam forum ini di bahas 3 permasalah yang tengah menjadi isu hangat di kota cirebon yakni terkait Permasalahan galian C di Kelurahan Argasunya, kepariwisataan dan Pengelolaan bantuan mobil Bus Rapid Transit (BRT) dari Pemerintah Pusat.
Terkait Galian C, Ketua DPRD Kota Cirebon Edi Suripno, S.IP, M.Si. mengatakan, DPRD dalam rancangan awal RPJMD telah merekomendasikan untuk menghentikan kegiatan Galian C di argasunya yang menggunakan alat berat. Sedangkan untuk penambang traditional, atas kebijakan Pemerintah Daerah bisa ditoleransi sampai ada program pemerintah untuk alih profesi dan penataan lingkungan. “Kita akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Satpoll PP untuk menghentikan kegiatan di Galian C, nanti perintahnya ada di Walikota bahwa itu harus dihentikan sesuai aturan yang berlaku. Namun bukan dalam arti menutup. Karena kami tidak pernah membuka.” Ujar Edi.
Namun diakui Edi, kendalanya memang ada di lahan-lahan milik warga. “Ada 48 hektar lahan milik masyarakat,” kata Edi. Lahan tersebut yang saat ini dieksploitasi bahkan dengan menggunakan peralatan berat. Edi juga mengusulkan agar lahan yang dimiliki warga secara pribadi bisa dibeli oleh Pemda Kota Cirebon secara bertahap. “Selanjutnya bisa difungsikan sesuai dengan RPJMD Kota Cirebon,” ungkap Edi.
Ketua Komisi 1, Moh. Handarujati Kalamullah, S.Sos meminta Pemerintah Daerah untuk lebih seruis dalam penindakan Galian C agar tidak ada lagi pro kontra di masyarakat. “Ini perlu sikap tegas dari Pemerintah untuk mrnghentikan kegiatan galian C Dan juga kita harus bersama-sama memikirkan terkait alih profesi warga disana.” Kata Andru.
Selanjutnya terkait Pariwisata, Wakil ketua komisi III DPRD Kota Cirebon Jafarudin mengharapkan adanya ikon pariwisata yang berada di Gerbang masuk kota Cirebon agar menjadi ciri khas tersendiri untuk kota ini. “Saya berharap adanya ikon tersendiri untuk kota Cirebon. Membangun ikon ini diharapkan ketika wisatawan masuk ke kota cirebon dapat melihat Ikon kota cirebon ini ketika masuk dan keluar dari Kota Cirebon.” Ujar jafar.
Terkait Pariwisata, Edi Suripno mengatakan bahwa DPRD mendorong Pemerintah Daerah untuk segera menyelesaikan permasalahan tentang sampah. Karena kebersihan menjadi pertimbangan wisatawan untuk datang ke Kota Cirebon.
“Kesiapan infrastruktur harus di persiapkan. Dan juga bersih. Karena syarat orang datang ke cirebon harus bersih, tertib aman. Kalau kotanya kotor siapa yang mau datang.” Ungkap Edi.
Kemudian terkait BRT, Sekretaris Komisi I Dani Mardani, SH, MH mengharapkan agar BRT ini bisa menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang kesulitan akses kendaraan umum.
“Mudahan BRT ini bisa mencapai wilayah selatan dan juga wilayah perbatasan. Karena keberadaan angkotan umumnya sangat terbatas.” Ujar Dani
Sementara itu Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, mengungkapkan akan segera menindaklanjuti masukan dari DPRD Kota Cirebon. “Termasuk untuk Argasunya, juga akan segera kita sikapi,” tegas Eti. Diantaranya akan dilakukan alih profesi untuk warga yang masih bergantung sebagai penambang tradisional di Argasunya. Pemda Kota Cirebon juga tidak pernah mengeluarkan izin untuk penambangan. “itu daerah konservasi yang memang harus dijaga,” kata Eti.
Sedangkan untuk bidang pariwisata, diakui Eti untuk mencapai target 2 juta wisatawan tidaklah mudah. Namun Pemda Kota Cirebon akan terus berupaya dengan melakukan berbagai kegiatan yang mengundang daya tarik wisatawan berkunjung ke Kota Cirebon. Sedangkan untuk BRT menurut Eti saat ini baru ada 5 dan Dishub Kota Cirebon segera menetapkan bus tersebut dipakai untuk kegiatan apa.