CIREBON- Tradisi pembacaan Babad Cirebon rutin dilakukan setiap Hari Jadi Kota Cirebon pada 1 Muharam. Begitupun di tahun ini, pembacaan Babad Cirebon mewarnai rangkaian Hari Jadi ke-650 Kota Cirebon di Keraton Kanoman, Minggu (1/9) malam. Tradisi tersebut berlangsung di Bangsal Witana yang merupakan lokasi pertama Pangeran Cakrabuana mendirikan bangunan saat membuka pemukiman yang kini dikenal sebagai Cirebon.
Hadir Ketua Sementara DPRD Kota Cirebon, Ruri Tri Lesmana, Anggota DPRD Kota Cirebon, Tunggal Dewananto, dan dr Tresnawaty SpB. Hadir pula Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH dan Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati serta Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin.
Anggota DPRD Kota Cirebon, Tunggal Dewananto dalam kesempatan tersebut mengaku baru pertama kali mendengarkan langsung Babad Cirebon.
“Selama saya tinggal di Cirebon, ini baru pertama mendengar dan tau asal muasal tentang terbentuknya Cirebon. Pengalaman yang istimewa,” ungkapnya.
Merasakan pengalaman tersebut, pria yang kerap disapa Dewa itu ingin suatu saat bisa membuat peraturan daerah bersama DPRD tentang Babad Cirebon yang masuk dalam muatan lokal dalam pelajaran di sekolah.
“Agar generasi muda kita tau dan memahami Babad Cirebon serta meneladani ajaran-ajaran leluhur di kehidupan sehari-hari,” katanya.
Sementara itu, Ketua Sementara DPRD Kota Cirebon, Ruri Tri Lesmana mengatakan bahwa Babad Cirebon adalah sejarah yang memberi motivasi spiritual. Sebuah latar belakang sejarah budaya yang memegang teguh amanat leluhur.
Ruri menambahkan, saat ini sudah ada Perda 24/1996 tentang Hari Jadi Kota Cirebon. Namun, kata Ruri, perlu ada sinkronisasi kembali.
“Apakah ada perubahan atau perbedaan di dalam isi perda tersebut, kita perlu penyesuaian dan sinkronkan dengan pihak-pihak yang terkait,” katanya. (Humas DPRD Kota Cirebon)